Bagi para pecinta dunia modelling tentu sudah nggak asing lagi dengan sosok Brittany Mason. Model cantik asal Amerika yang sempat dikabarkan dekat dengan aktor Leonardo DiCaprio ini ternyata adalah korban bullying saat masih duduk di bangku SMA.
Sederet teror yang dilayangkan padanya sempat membuat Brittany stress. Saking parahnya, wanita cantik ini bahkan nekat meminum racun untuk mengakhiri hidup. Lalu, bagaimana kisah perjalanan hidup Brittany saat menjadi korban bullying hingga dapat sukses seperti sekarang ini?
1. Tumbuh sebagai pribadi yang pendiam dan tertutup
Saat masih kecil, Brittany hidup bersama ibunya di Indiana, Amerika. Ayah Brittany adalah seorang pecandu obat-obatan dan kedua orang tuanya tak pernah menikah, sehingga sang ibu membesarkan Brittany dengan status single parent. Kondisi keluarga yang seperti ini membuat Brittany menjadi sosok pendiam dan tertutup.
2. Aktif di sekolah
Saat menginjak usia remaja, Brittany bersekolah di SMA Anderson, Indiana, Amerika Serikat. Meski memiliki karakter pendiam dan tertutup, wanita cantik ini aktif mengikuti beberapa kegiatan di sekolahnya, mulai dari jurnalis hingga bergabung dalam tim cheerleaders. Jika bagi kebanyakan orang masa remaja adalah masa yang paling indah, maka hal itu tidak berlaku bagi Brittany. Masa remaja merupakan awal dirinya tertimpa bullying.
3. Kena bully tanpa sebab yang jelas
Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba 5 gadis yang satu sekolah dengan Brittany sering mengganggu hingga mengintimidasinya. Mereka juga menyebut Brittany jelek saat berada di aula kelas. Bukannya melerai saat melihat kejadian itu, teman-teman Brittany malah ikut-ikutan membullynya. Kejadian itu berakhir saat kepala sekolah menegur mereka, tapi sayangnya beliau tak memberi hukuman apapun.
4. Bully semakin menjadi
Saat diadakan parade di sekolahnya, Brittany diserang dengan pistol air dan membuat tubuhnya basah kuyup. Guru-guru di sekolah tak membantunya sama sekali karena gadis-gadis yang membully Brittany adalah anak orang penting di sekolah. Alhasil, bully yang dialami Brittany semakin hari menjadi semakin parah. Saat berada di koridor sekolah ia mendapatkan cacian sekaligus lemparan berbagai benda. Tak hanya sampai di sekolah, beberapa orang juga melempari rumahnya dengan telur, tissue, serta merusak ban mobil. Kekacauan tersebut membuat Brittany merasa ketakutan keluar dari rumah dan enggan masuk sekolah. Akibatnya, prestasi Brittany turun drastis.
5. Memutuskan untuk bunuh diri
Sudah tak tahan lag dengan apa yang ia alami, Brittany akhirnya memutuskan untuk bunuh diri dengan meminum setengah botol peroksida. Berharap dirinya akan segera mati, tapi ternyata takdir berkata lain. Keesokan harinya Brittany masih bertahan hidup namun tubuhnya jadi tak berdaya dan ia muntah darah. Brittany akhirnya berjanji pada Tuhan jika ia masih bertahan hidup, di masa mendatang ia akan berusaha membantu para korban bullying seperti dirinya.
6. Menemukan semangat baru
Setelah berhasil selamat dari percobaan bunuh diri yang dilakukannya, Brittany kemudian memutuskan untuk keluar dari sekolah dan mengikuti homeschooling. Setelah masuk ke dunia model, kariernya berjalan dengan baik. Saat masih berusia 16 tahun ia telah tergabung dengan agensi model di New York. Selain itu ia juga berhasil memenangkan beberapa kontes model dan kecantikan.
7. Aktif menyuarakan stop bullying
Semakin sukses dan terkenal membuat Brittany semakin berani untuk menyuarakan pendapatnya mengenai bullying. Ia pun bertekad untuk menghentikan kekerasan tersebut dan menolong orang-orang yang bernasib sama dengannya. Brittany juga sempat diundang ke sekolah SMAnya dulu untuk memberikan penyuluhan stop bullying dan nggak disangka, salah satu orang yang pernah membullynya datang dan minta maaf. Ternyata alasan mereka membully Britany saat masih remaja adalah karena rasa cemburu dan takut pacar mereka jatuh hati pada Brittany.
8. Jadi model ternama
Kini Brittany telah tumbuh menjadi seorang model terkenal di Dublin, Irlandia. Selain disibukkan dengan kegiatannya dalam dunia modelling, Brittany tetap aktif menyuarakan stop bullying dan turut serta menuntut persamaan hak bagi perempuan.
Aksi bullying memang nggak patut dilakukan maupun dialami oleh siapapun. Karena selain menimbulkan trauma bagi para korban, sikap ini juga membuktikan bahwa ada hal yang tidak beres pada diri pelaku sehingga tega melakukan perbuatan keji seperti ini. Kisah Brittany memberi kita pelajaran bahwa sebagai korban bullying kita tidak boleh menyerah pada keadaan. Bangkitlah, jadikan cemoohan itu sebagai kekuatan untuk membuktikan pada mereka yang merendahkanmu bahwa dirimu bisa lebih baik dari apa yang mereka katakan Ahmad Sahroni