April 25, 2024

Jika ditanya tentang program televisi paling laris di Indonesia? Maka jawabannya sudah pasti adalah sinetron atau sinema elektronik. Sinetron memang sudah ada sejak zaman dulu dan hingga sekarang, tetap konsisten jadi primadona bagi pemirsa televisi Indonesia.

Tak bisa dipungkiri jika sinetron Indonesia banyak mengalami perubahan dalam perkembangnya. Namun, kebanyakan pemirsa justru lebih menyukai sinetron-sinetron di zaman dulu terutama di era 90-an. Kenapa bisa begitu? Berikut ini alasannya

1. Nggak Bikin Bosen

Yang menjadi ciri khas sinetron zaman dulu adalah jadwal tayangnya. Hampir semua sinetron zaman dulu tayang hanya seminggu sekali. Hal itu akan membuat para pemirsa jadi tidak cepat bosan karena harus menunggu seminggu lagi untuk menyaksikan kelanjutan sinetron favoritnya.

Berbeda dengan sinetron saat ini yang kebanyakan ditayangkan setiap hari atau istilahnya sinetron stripping . Alhasil, jalan cerita dan kualitas sinetron pun dibuat dengan asal-asalan karena harus kejar tayang. Akhirnya para pemirsa akan bosan karena disuguhi cerita yang begitu-begitu saja.

2. Lebih Kreatif

Jika Anda jeli, pasti Anda tidak akan menyangkal jika sinetron saat ini kebanyakan menampilkan tema-tema percintaan melulu. Meskipun dikemas dengan beragam genre seperti action maupun horor tapi tetap saja sinetron tersebut bernafaskan percintaan yang sebagian besar menyuguhkan kisah kasih anak remaja.

Itu sekarang, coba kalau dulu. Sinetron-sinetron kita mengambil beragam tema tapi ceritanya tidak melulu soal percintaan. Masih ingatkah Anda, kita pernah memiliki “Jinny oh Jinny” dan “Jin dan Jun” yang bertemakan persahabatan antara dunia manusia dan jin. Selain itu ada juga Gerhana dan Panji Manusia Milenium yang bertemakan action. Hal itu menunjukkan jika sinetron zaman dulu lebih kreatif dan menarik untuk ditonton.

3. Lebih Realistis

Ya, nyatanya sinetron zaman dulu lebih realistis dan mencerminkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sebenarnya. Misalnya saja sinetron yang berjudul “Keluarga Cemara”, dalam sinetron tersebut diceritakan seorang abah yang membina keluarganya dalam kesederhanaan. Trus ada juga sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” yang sarat akan makna pentingnya pendidikan.

Berbeda sekali dengan sinetron masa kini yang sering menampilkan gaya hidup anak remaja kelas atas di Jakarta. Dalam sinetron saat ini sering kali ditampilkan anak-anak yang pergi ke sekolah naik mobil pamer barang-barang mewah ini dan itu.

4. Aktornya Sudah Mumpuni

Salah satu hal yang bikin kangen dari sinetron-sinetron zaman dulu adalah para pemerannya yang diisi oleh aktor-aktor berpengalaman dan mumpuni di bidangnya. Sebut saja beberapa nama seperti Didi Petet, Meriam Belina, Roy Marten dan lain-lain. Tak hanya itu, para sutradara dan penulis skenarionya pun juga orang-orang ahli yang menempuh pendidikan di bidangnya.

Sehingga cerita maupun aktingnya pun tak perlu diragukan lagi. Sedangkan sinetron masa kini diisi oleh para aktor pendatang baru. Apalagi jika yang berperan adalah para penyanyi yang banting setir dan mencoba peruntungan di dunia akting. Bagi sebagian orang akting yang nggak mumpuni nggak masalah yang penting cantik dan dapat menarik perhatian.

Itulah beberapa hal yang menjadi alasan kenapa sinetron zaman dulu itu lebih disukai pemirsa. Memang sih, setiap orang pasti punya seleranya masing-masing soal sinetron. Entah itu sinetron zaman dulu, maupun zaman sekarang. Tapi yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari tontonan tersebut. Karena tontonan yang baik tentu akan membuat hidup kita jauh lebih baik pula, begitu juga sebaliknya Ahmad Sahroni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *